Programming Language Concept – Subprograms

Subprogram adalah pondasi block dari sebuah program yang memiliki bentuk terpentitng dalam konsep design bahasa pemrograman.

Memiliki 2 dasar dari abstraksi fasilitas:

  1. Process abstraction
  2. Data abstraction

 

Dasar dari sebuah subprogram adalah :

-Memiliki sebuah subprogram pada setiap single entry point

-Pemanggilan nya tergantung selama eksekusi dari subprogram yang di panggil

-Control selalu mengembalikan ke pemanggil ketika memanggil menghentikan eksekusi subprogram

 

Local Referencing Environment

Local variable dapat stack dynamic

Keuntungan :

-Support recursion

-Storage untuk local di share antara sesame subprogram

Kerugian :

-Alokasi / de-alokasi, waktu inisialisasi

-Indirect addressing

-Subprogram tidak bisa history sensitive

 

Local variable static

Keuntungan dan kerugian dari static adalah kebalikan dari stack dynamic

 

Nested Subprogram

Nested subprogram adalah subprogram yang diambil sesuai dengan keperluan, jadi tidak perlu menjalankan semua fungsi dari program untuk memanggil subprogram.

 

Metode Parsing Parameter

Formal parameter memiliki 3 model semantic yang berbeda yaitu :

  1. In mode
  2. Out mode
  3. In-out mode

 

Implementasi model parsing parameter :

  1. Pass by value
  2. Pass by result
  3. Pass by value result
  4. Pass by reference
  5. Pass by name

Implementasi parsing parameter method

Dalam banyak bahasa komunikasi parameter mengambil tempat saat melakukan run-time stack. Pass by reference adalah implementasi tersimple dan hanya untuk address yang di tempatkan pada stack.

 

Design Consideration

Ada 2 pertimbangan yang di masukkan dalam parameter passing method yaitu:

-Efisiensi

-One-way / two-way data transfer

 

2 metode diatas memiliki konflik :

-Programming yang baik menyarankan access terbatas pada sebuah variable, yang berarti one-way setiap berhasil.

-Pass by reference lebih efisien untuk pass struktur pada ukuran yang signifikan

 

Parameter that are Subprogram

Masalahnya ada pada referensi lingkungan untuk mengeksekusi subprogram passed harus digunakan yaitu :

  1. Shallow binding

Pemanggilan statement memberlakukan melewati subprogram

Sangat natural untuk dynamic scoped

  1. Deep binding

Lingkungan dari definisi dari passed subprogram

Paling natural untuk static scoped languange

  1. Ad hoc binding

Lingkungan dari statement yang di panggil yang passed subprogram

 

Overloaded Subprogram

Subprogram yang memiliki nama yang sama dengan subprogram lain pada lingkungan referensi yang sama.

 

Generic Subprogram

Mangambil parameter dari tipe yang berbeda aktivasi. Overloaded subprogram memberikan ad hoc polymorphism. Subtype polymorphism adlaah variable tipe T dapat akses semua objek tipe T atau semua tipe turunan dari T.

 

Closures

Subprogram dan reference environment dimana di definisikan.

-Reference environment dibutuhkan jika subprogram dapat di panggil dari mana arbitrary place pada subprogram.

-Bahasa static scope yang tidak mengijinkan nested subprogram tidak membutuhkan closures

-Hanya dibutuhkan jika subprogram mengakses variable pada nesting scopes dan dapat dipanggil dari mana saja.

 

Coroutines

Coroutine adalah subprogram yang memiliki multiple entries dan mengontrol nya untuk mereka sendiri, di support langsung pada Lua. Symmetric control adalah pemanggil dan yang di panggil coroutines dalam ukuran yang sama. couroutine call disebut dengan resume. Coroutines memberikan quasi-concurrent execution dari program unit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *